Kutipan "Kata Bijak" Awy' A.Qolawun
Awy' A.Qolawun, nama pena Alawy Aly Imron Muhammad, terlahir pada 16 Agustus 1983 di Madinah al-Munawwarah. Putra sulung dari 7 bersaudara. Mengambil studinya di Madrasah Ibtidaiyyah al-Islamiyyah Lamongan, dan melanjutkan SMP di kota itu juga, sebelum melanjutkan pendidikan PP. Nurul Anwar Parengan, kemudian PP. Darut Tauhid Purworejo dan PP.Nurul Haramain Malang. Kini dia sedang menuntut ilmu di Asrama Prof.Dr.Assayyid Muhammad Alawy Al-Maliky, Makkah, Saudi Arabia.
Kutipan :
"Ada yang mempunyai kehidupan cerah, ada yang hidupnya kelam, ada yang menjadi pemenang, ada yang menjadi pecundang, ada yang menjadi pembicaraan, semua hati terpukau kepadanya, tapi tak sedikit yang lewat begitu saja bahkan tidak dipedulikan masa. Padahal saat dilahirkan semuanya sama, satu posisi, satu derajat, bayi yang tak tahu apa-apa."
"Jika engkau ditanya di mana pemakaman orang-orang besar? Pemakaman mereka ada di bibir dan di dalam jiwa siapapun."
"Adapun sebagian besar manusia, lewat begitu saja di pentas kehidupan ini. Tak meninggalkan apapun, atau malah meninggalkan perbuatan yang dia sesali sendiri kelak dan jadi kutukan orang banyak, sekaligus kutukan sejarah sepanjang masa. Orang-orang yang pada hari-hari berikutnya akan dilupakan oleh siapapun."
"Jangan sekalipun kita menganggap remeh diri sendiri, jangan sekalipun kita putus asa, sebab masing-masing dari kita mempunyai potensi kehidupan yang bisa diledakkan jika kita mau mengeksploitasinya."
"Ingatlah selalu saat-saat kematian, tuliskan dalam agenda kehidupan kita, bahwa harus ada yang kita tinggalkan di dunia ini saat kita telah pergi nanti, sembari mengharap balasan pahala dari Allah atas peninggalan baik itu."
"Jangan keruhkan hati kita dengan hal-hal tak perlu. Hidup tak nikmat saat hati membusuk."
"Keharusan kita sebagai Muslim atau muslimah adalah membenahi diri sebaik-baiknya, meningkatkan kualitas iman. Bukan sibuk ngurusi orang, apalagi merasa diri paling baik."
"Vonis masuk neraka itu mutlak hak Allah Taala. Kalau ada yang suka memasuk-masukkan orang ke neraka, artinya orang seperti ini secara tidak sadar mengaku sebagai Tuhan dan sama persis seperti Fir’aun."
"Pada akhirnya, kita masih harus banyak belajar. Jangan pernah merasa sempurna, apalagi merasa paling benar dan baik sendiri. Alhasil, tak ada masalah apa pun dengan mendoakan orang."
"Pertanyaan yang perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri adalah, di mana kita meletakkan diri di tengah berkecamuknya pertarungan antar pemikiran, antar ideologi yang terus terang mengombang-ambingkan kita saat ini?"
loading...
Komentar
Posting Komentar